ATISI Yakin Bisnis CCTV di Indonesia Masih Prospektif
Asosiasi Teknologi dan Industri Sekuriti Indonesia atau (ATISI) yakin bahwa bisnis CCTV di Indonesia masih prospektif ke depannya. Pembangunan yang dilakukan secara masif di Indonesia dapat menjadi faktor pendorong.
Sekretaris Jenderal ATISI Bapak Aritonang mengatakan seperti di DKI Jakarta misalnya, yang akan menyediakan 60.000 CCTV untuk keamanan lalu lintas. “Kalau itu sudah digelar masyarakat semakin aman,” tegasnya.
Baca juga:
ATISI Sebut Indonesia Sasaran Empuk Kejahatan Siber Dunia
Data ATISI sudah mencatat nilai impor produk CCTV sebesar Rp 1,6 triliun di tahun 2017. Tahun ini ATISI memproyeksikan nilai impor produk CCTV naik 12,5% sehingga menjadi Rp 1,8 triliun.
Bapak Aritonang juga mengatakan bahwa pertumbuhan bisnis CCTV selalu tumbuh lebih dari 10% selama lima tahun terakhir.
Tugas utama ATISI (Asosiasi Teknologi dan Industri Sekuriti Indonesia) selalu mensosialisasikan kepada masyarakat juga berbagai pihak yang dirasa membutuhkan kamera CCTV untuk memilih produk yang aman. Sebab CCTV juga memiliki kemungkinan untuk dibajak dan justru menjadi berbahaya bagi pemiliknya.
Oleh karena itu, Bapak Aritonang berharap persaingan bisnis CCTV berjalan sehat dengan mengedepankan kualitas produk. “Kami harapkan persaingan sehat. Produk jangan hanya murah tapi harus hightech,” tegasnya.