top of page
PVS01034.JPG

Empat Teknologi Keamanan Terbaik untuk Ibu Kota Baru Rekomendasi ATISI

Atisi.id - Asosiasi Teknologi dan Industri Sekuriti Indonesia bersama PT. Professtama Tehnik Cemerlang (Professtama) adalah asosiasi dan perusahaan solusi teknologi sekuriti menyeluruh di Indonesia, menyampaikan dukungan dan memberi rekomendasi teknologi sekuriti terkait dengan rencana pembangunan dan perpindahan ibu kota baru Republik Indonesia.


Dr. Ir Sanny Suharli selaku Ketua Umum dari ATISI mengatakan, pihaknya ikut mendukung pembangunan ibu kota baru.


"Aset & infrastruktur yang strategis merupakan sasaran utama penyadapan dan pencurian data, sehingga ibu kota baru tentu harus memiliki teknologi keamanan mutakhir. Apalagi, peningkatan keamanan siber merupakan salah satu dari 25 program prioritas rencana kerja pemerintah RI tahun 2020,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (8/8/2019).

​

Baca juga:

ATISI Sebut Indonesia Sasaran Empuk Kejahatan Siber Dunia


Adapun Irwandi Salim, selaku Presiden Direktur PT. Professtama Tehnik Cemerlang mengungkapkan bahwa, Ibu kota baru nanti tentu harus dilengkapi dengan teknologi keamanan canggih dan sesuai dengan konsep yang saat ini direncanakan, yaitu 'forest city'.


“Professtama siap mendukung pembangunan ibu kota baru sesuai dengan kapabilitas dan keahlian kami selama lebih dari 35 tahun di bidang industri teknologi sekuriti,” kata dia.


Berikut ini adalah 4 rekomendasi teknologi sekuriti untuk ibu kota baru dari ATISI dan para pelaku industri teknologi sekuriti di Indonesia:


1) Anti Penyadapan atau  Pencurian Data
Dr. Ir  Sanny Suharli menegaskan bahwa  teknologi anti penyadapan dan pencurian data mutlak harus ada dalam sistem keamanan ibu kota baru. Khususnya dalam hal pertahanan terhadap celah keamanan.
Mengingat dengan backdoor code maka akses ke kamera CCTV dapat diretas tanpa perlu mengetahui kata sandinya, sehingga sangat rentan sekali pencurian mengenai rekaman data, denah ruangan maupun aktivitas di infrastruktur strategis.


2) Sistem Keamanan Berlapis
Richard Baker selaku Director dari Red Piranha, menyatakan ibu kota baru wajib mempunyai sistem pertahanan keamanan syber. Keamanan yang mempunyai Next Generation Firewall, sistem intelijen pendeteksi ancaman, penyimpanan logaritma dalam waktu jangka panjang, kemampuan analisa & visibilitas aktual dan penanganan ancaman secara otomatis.
Seperti Crystal Eye Unified Threat Management (UTM) dari perusahaan keamanan syber asal Australia yaitu Red Piranha.


3) Jumlah dan Teknologi CCTV
Irwandi Salim menjelaskan idealnya memerlukan 100 CCTV per 1km persegi di ibu kota baru. Setelah itu, ibu kota baru yang mempunyai konsep forest city sebaiknya menggunakan teknologi kamera CCTV 360 derajat dengan fitur thermal dan nightvision.
Juga terdapat  fitur anti korosi dan anti ledakan. Hal ini bisa mendeteksi dengan komprehensif dalam keadaan gelap. Mempunyai sensitif terhadap perubahan suhu untuk pencegahan terjadinya kebakaran dan tahan terhadap bencana. 


4) Face Recognition & Artificial Intelligence
Scottie Kim selaku CEO Jisung Protech, menerangkan perlunya teknologi face recognition (pengenalan wajah) dan artificial intelligence. Product ini bisa mendeteksi wajah & mencocokkan dengan database pelaku kejahatan secara akurat. Seperti teknologi canggih Helios dari Jisung Protech yang mampu melakukannya hanya dalam waktu 3 detik saja. Jisung Protech memang mempunyai teknologi keamanan yang andal dari Korea Selatan dengan standar militer untuk melindungi infrastruktur.

bottom of page